Soal Edy Mulyadi, Ian Kasela : Lu Ga Suka dengan Kebijakan itu, Lu Tantang Lah, Jangan Daerahnya Lu Salahkan



IDEANEWSINDO.COM - Pesohor dan pentolan grup band Radja, Ian Kasela yang merupakan putera asli daerah Kalimantan bereaksi keras dengan pernyataan Edy Mulyadi yang menghina Kalimantan yang akan menjadi ibukota negara baru dengan nama Nusantara. 

Dalam unggahan instagram pribadinya @iankaselaradja, Ian Kasela menyebut Edy Mulyadi tidak jelas cara berpikirnya. 

Ian mempertanyakan Edy Mulyadi yang justru menghina Kalimantan karena tidak setuju dengan rencana pemindahan ibukota negara baru.

Berikut ini pernyataan Ian Kasela dalam instagramnya 

apa yang salah kalimantan bos? 
yang ada bumi di daerah Kalimantan selalu dikeruk, tahu ga?
masalah ibukota dipindah ke Kalimantan itu kebijakan pemerintah pusat.
Otak lu di mana? lu ga suka kebijakan itu lu tantanG lah
jangan daerahnya lu salahin. Aneh cara berpikirnya. 
jangan sebut nama daerah apalagi kalimantan
kalimantan tidak pernah membat ulah
saya ia kasela putra asli daerah kalimantan

Selanjutnya Ian Kasela meminta Presiden Jokowi melalui aparatnya untuk mengambil sikap tegas dan sanksi kepada para pihak yang mengadu domba dan melanggar nilai norma bangsa dan negara yang bisa memecah belah dan mengadu domba.

Berikan sanksi kepada manusia-manusia yang berani berniat memecah belah adu doma. Lewat aparatur bapak, saya yakin bisa memberikan sanksi tersebut. 

Ian juga meminta kepada Jokowi, bisa memanggil Ketua Umum PKS untuk menegur dan memberikan arahan kepada Edy Mulyadi jika benar-benar masih merupakan kader PKS.

Ia juga meminta agar SARA tidak dijadikan bahan untuk menyerang pihak tertentu. 

yang kedua memohon jikalau tuan edy mulyadi benar-benar masih menjadi  kader partai PKS panggil ketua umumnya, tegur, arahkan pada kadernya supaya bisa lebih menghormati bisa lebih memahami nilai etika norma-norma tatakrama yang ada di Indonesia.

sehingga jangan menggunakan narasi untuk menyerang baik lewat ras suku bahasa apalagi agama agar Indonesia tetap damai  dan yang lebih penting lagi ada lagi contoh negatif bagi generasi penerus.

s; suaramerdeka.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Copy