Ditegur Dedi Mulyadi, Penjual Buah Ngamuk Sampai Tendang Dagangan



IDEANEWSINDO.COM - Sudah menjadi kebiasaan bagi Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi, menegur pedagang yang berjualan di sembarang tempat. Kali ini, politikus Partai Golkar itu menyasar para pedagang yang mendirikan lapak di atas trotoar dekat Pasar Rebo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Mulanya, dia menyambangi kios buah. Kemudian, bertanya di mana pemiliknya.

Hal itu terlihat dalam kanal YouTube KANG DEDI MULYANI CHANNEL dengan tajuk'Pedagang buah ngamuk tendang dagangan|saat ditegur berjualan di trotoar dan badan jalan'.

Dedi Peringatkan Pedagang Buah

Tidak ada asap tanpa api. Kang Dedi, sapaannya, mendatangi kios tersebut lantaran sebelumnya sudah diperingatkan agar tidak berjualan di atas trotoar.

"Ini yang punyanya mana, Kang? Waktu itu sudah diminta untuk tidak menggunakan trotoar, kok, bandel?" ucapnya.

Yang bikin Kang Dedi kian jengkel adalah kios buah yang didirikan kini semakin melebar hingga ke memakan badan jalan.

"Sekarang udah sampai ke jalan. Bongkar! Gak boleh lagi. Ini mah sengaja sampai jalan jualannya. Emang akan ikut membangun jalan, gitu?" tanyanya kepada penjaga penjual buah.

Satpol PP Minta Bongkar Kios Buah

Lantaran sulit dinasihati dengan baik-baik, Kang Dedi lantas meminta kepada petugas Satpol PP yang berada di lokasi agar membongkar kios buah tersebut.

"Bayar pajak gak. Sudah, angkat aja, Om! Om, angkatin! Diberesin, kan, nanti dipasang lagi. Minta dibongkar hari ini," tegasnya.

Sang pedagang buah lantas meminta keringan. Dia berharap, pembongkaran kiosnya dilakukan sebulan lagi.

"Satu bulan aja, Pak," pintanya.

"Sebulan gimana? Emang kalau semua orang yang dagang minta sebulan ini, semua dagang di jalan. Emang jalan punya Bapak?" balas Kang Dedi.

Soroti ada Tumpukan Roda yang jualan di Trotoar

Seakan menjadi pembenaran, si pedagang buah lantas menyoroti adanya tumpukan roda yang juga memakan trotoar.

"Itu juga roda," dalihnya.

"Roda mah bisa digeser. Bapak mah ini permanen," jawab Kang Dedi.

"Bapak orang mana?"

"Orang Cikalong Wetan," timpal si pedagang.

"Orang Cikalong Wetan ngotot di sini," sahut Kang Dedi.

Barang Dagangannya yang Sempat Hancur

Pedagang buah lalu curhat tentang barang dagangannya yang sempat hancur, karena pernah di geser-geser oleh petugas satpol PP.

"Kemarin aja digini-gini barang itu ancur, Pak," ucapnya.

Kang Dedi pun menimpalinya, "Kenapa Bapak jualan di jalan?"

Si pedagang lalu berdalih, kiosnya dapat berdiri di atas trotoar hingga memakan sebagian jalan karena telah menyewa kepada seseorang. Namun, dia tidak memberikan keterangan lebih detail.

"Ini mah nyewa, Pak," katanya.

Kang Dedi tidak puas dengan jawabannya. Lantas, menanyakan nyewa kepada siapa.

"Nyewa mana? Ini disewakan gak jalan? Nyewa ada batasannya!" tegasnya.

Tedang Dagangan

Si pedagang buah kembali menyinggung soal barang dagangannya yang hancur.

"Kemarin ancur dagangan. Bapak tangung jawab gak?" tanya dia.

Dengan enteng Kang Dedi membalas, "Yang dagang di jalan siapa?"

Mengetahui dirinya salah dan situasinya terjepit, si pedagang buah kesal. Dia lantas menendang salah satu peti kayu yang menjadi pijakan dagangannya. Brak!

"Sok ngambek lagi. Bongkar!" kata Kang Dedi.

s; merdeka.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Copy