Pontang Panting Bawa Bahan Makanan Ke Tengah Hutan Papua, Anggota KKB Joni Botak Ini Malah Ditangkap
IDEANEWSINDO.COM - Kisah hidup kelompok bersenjata (KKB) di tengah hutan belantara Papua, ternyata sangat menyedihkan.
Demi menyambung hidup, mereka harus menyatu dengan alam untuk mengonsumsi apa saja yang ada dan ditemui di tengah hutan.
Jangankan mengonsumsi bahan makanan yang enak dan memenuhi syarat nutrisi, untuk sekadar mengganjal perut saja, susahnya minta ampun.
Sementara dalam kondisi yang demikian, mereka memikul tugas yang berat, yakni bertarung siang malam melawan TNI Polri demi mewujudkan mimpinya Papua Merdeka.
Mungkin karena sulitnya mendapatkan bahan makanan di dalam hutan, kelompok kriminal bersenjata itu pun mengutus kaki tangannya untuk membelinya langsung ke kota.
Dan, anggota yang dipercayakan untuk berbelanja ke kota, salah satunya adalah Terjangguk
Terjangguk merupakan sosok yang sudah cukup lama menjadi buronan aparat keamanan di wilayah Papua dan sekitarnya.
Pasalnya, yang bersangkutan pernah terlibat dalam aksi penembakan mobil operasional PJJ milik Brimob.
Selain itu, terlibat pula dalam aksi penembakan dan penyerangan sebuah bus yang sarat dengan warga sipil di wilayah Tembagapura.
Terjangguk juga selama ini sangat aktif dalam serangan ke wilayah di sekitar lokasi tambang PT Freeport Indonesia.
Awalnya, Terjangguk disuruh oleh kelompok kriminal bersenjata pimpinan Joni Botak untuk membeli bahan makanan di kota.
Atas perintah tersebut, Terjangguk kemudian menyamar menjadi warga sipil. Ia mengenakan pakaian sebagaimana warga sipil lainnya.
Setibanya di kota, ia masuk keluar pasar untuk membeli sejumlah bahan makanan guna memenuhi kebutuhan seluruh anggota KKB pimpinan Joni Botak.
Selama transaksi pembelian bahan makanan tersebut, tak satu warga pun yang menaruh curiga atas keberadaannya.
Pasalnya, ia membeli dan menawar harga sejumlah bahan makanan sebagaimana yang dilakukan sesama warga sipil lainnya.
Bahkan hingga seluruh bahan kebutuhan KKB terbeli seluruhnya, tak satu warga pun yang mencurigai padanya.
Padahal, Terjangguk merupakan salah satu buronan yang paling dicari aparat keamanan.
Selain itu Tejangguk merupakan salah satu pelaku kriminal yang paling kejam di daerah itu.
Selama transaksi pembelian bahan kebutuhan pokok KKB itu berlangsung, semuanya lancar.
Apalagi sejak datang ke pasar hingga pulang kembali ke tengah hutan, Terjangguk diantar dan dijemput oleh sebuah mobil minibus warna hitam.
Alhasil, seluruh proses penyamaran sejak datang berbelanja hingga kembali ke markas KKB di tengah hutan kalikopi, semuanya berjalan sempurnah.
Akan tetapi, ibarat sehebat-hebatnya penjahat tak mungkin tidak meninggalkan jejak, seperti itulah yang dialami Terjangguk.
Ketika kendaraan khusus yang digunakannya itu berjalan pulang ke markas KKB Papua, ada hal yang mencurigakan di mata aparat keamanan.
Saat dalam perjalanan pulang, kendaraan Terjangguk melaju dalam kecepatan sangat kencang.
Laju kendaraan tersebut beda dengan kendaraan yang biasa digunakan warga sipil lainnya.
Mobil tersebut dipacu dengan kecepatan optimal padahal melintasi di ruas jalan umum yang dilalui banyak kendaraan.
Atas kecurigaan tersebut, aparat keamanan lantas membangun komunikasi dengan sesama aparat yang bertugas di pos keamanan lainnya.
Komunikasi itu dilakukan terlebih dengan sesama petugas pada pos keamanan yang letaknya di sisi jalan yang akan dilalui minibus Terjangguk.
Atas informasi tersebut, aparat keamanan lantas memperketat penjagaan pada setiap pintu masuk dan keluar kendaraan.
Upaya itu pun berhasil. Lantaran ketika mobil minibus hitam itu melintas di Jalan Transnabire-Timika-Papua, aparat keamanan langsung menahannya.
Alhasil, anak buah Joni Botak yang pontang panting membawa bahan makanan untuk KKB ke tengah hutan itu dipaksa turun dari kendaraan tanpa perlawanan sama sekali.
Bahkan ketika kendaraan itu ditahan, Terjangguk tidak melakukan tindakan apa pun.
Jangankan melarikan diri, untuk aksi perlawanan ke aparat keamanan pun tidak dilakukan sama sekali.
Sejak itu, sosok tersebut ditahan dan diproseshukumkan untuk mempertanggungjawabkan sejumlah tindakan yang telah dilakukannya.
Dari video yang beredar di media sosial, terungkap bahwa KKB Papua pimpinan Joni Botak itu bermarkas di kawasan Tembagapura-Timika-Papua
KKB wilayah Kodam III Kalikopi itu dipimpin Joni Botak. Kelompok ini menguasai hutan rimba di kali kopi Timika Papua.
KKB Kodam III Kali Kopi merupakan kelompok yang selama ini melakukan teror di area Tembagapura.
Dalam video tersebut terlihat sejumlah anggota KKB memanggul senjata api laras panjang menyusuri jalan setapak di dalam hutan.
Mereka berjalan beriringan entah menuju ke mana. Tak diketahui di mana lokasi itu berada.
Tak diketahui pula berapa banyak anggota KKB yang turut serta dalam petualangan kriminal di wilayah tersebut.
Namun sejauh informasi yang berkembang, KKB Papua tak henti-hentinya menebar ancaman dan melakukan aksi teror pada masyarakat.
Kelompok separatis itu tak henti-hentinya juga menyerang aparat keamanan baik TNI maupun Polri di wilayah Papua.
Egianus Kogoya Gembleng Para Pemuda
Sementara itu dari Kabupaten Nduga diterima kabar bahwa Panglima KKB Papua di Nduga, Egianus Kogoya menggembleng para pemuda yang direkrut sebagai anggota KKB.
Para pemuda itu dilatih bagaimana cara berperang melawan TNI Polri.
Bahkan dilatih juga bagaimana caranya menebar teror ke tengah warga sipil.
Dalam latihan militer ala KKB tersebut, para pemuda tidak memegang senjata api.
Para pemuda itu hanya memegang senjata tradisional, baik busur dan anak parah, parang maupun tombak.
Dari video yang beredar di media sosial, tak diketahui di wilayah mana latihan militer ala KKB Papua tersebut dilaksanakan.
Tapi latihan itu dilaksanakan pada pagi hari sebelum matahari terbit dan saat sore hari menjelang matahari terbenam di ufuk barat.
Untuk diketahui, Egianus Kogoya merupakan sosok pemuda yang paling ditakuti.
Walau masih muda, Egianus Kogoya merupakan pimpinan KKB yang paling disegani.
Bahkan di kalangan kelompok separatis di wilayah Papua dan Papua Barat, KKB Egianus Kogoya memiliki persediaan senjata yang lebih banyak dan lebih canggih.
Hal itu diketahui dari setiap aksinya selalu menggunakan senjata jenis baru.
Salah satunya tatkala menyerang pos marinir di Papua. Penyerangan itu diduga dilakukan oleh KKB Egianus Kogoya.
Sebab saat itu, pos marinir itu diserang dengan bom yang ditembak dengan senjata pelontar granat.
Kapolda Papua, Irjen Pol Matius D Fakhiri mengungkapkan bahwa serangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya.
Pasalnya, peralatannya adalan bom yang ditembakkan ke pos marinir menggunakan senjata pelontar granat.
Jenis persenjataan seperti itu kemungkinan hanya dimiliki oleh KKB Egianus Kogoya.
Dan, senjata tersebut diduga digunakan sendiri oleh Egianus Kogoya.
Artinya, serangan ke pos marinir itu dipimpin langsung oleh sang panglima KKB Papua Nduga.
Dalam peristiwa tersebut, dua anggota marinir tewas merenggang nyawa.
Dari dua korban tersebut, satunya adalah putera NTT dan satunya lagi komandan pos marinir tersebut.
Beberapa hari pasca serangan tersebut, Egianus Kogoya melakukan menuver baru dengan melaporkan ke PBB dan Amerika Serikat bahwa TNI Polri menyerang markas KKB di Nduga.
Melalui Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Jenderal Egianus Kogoya menuding TNI Polri menyerang markannya di Nduga.
Dia menyebutkan bahwa TNI Polri melemparkan sejumlah granat ke markas KKB Papua dan kompleks perumahan warga sipil.
Menurut Egianus Kogoya, dalam serangan tersebut, banyak warga sipil yang meninggal dunia.
s; tribunnews.com